Sabtu, 04 Januari 2014

HATI-HATI BAHAYA NGUPIL

Kebiasaan mengupil ternyata sudah diketemukan sejak jaman romawi kuno. Konon di dalam lembaran papyrus tercatat sekitar tahun 1330SM, tercatat bahwa sang Firaun Tutankhamen memiliki pelayan khusus yang bertugas untuk mengambil kotoran hidung sang Firaun, sebagai imbalannya dia dihadiahi 3 ekor kepala ternak.
Kebiasaan yang satu ini ternyata memiliki banyak efek samping. Mulai dari mimisan , infeksi, bahkan sampai gangguan psikiatri! Mengeluarkan sisa sisa kotoran yang tersaring oleh rambut di hidung menggunakan jari, memang merupakan teknik yang sering digunakan dan praktis, namun tahukah anda bahwa hal ini dapat

menyebabkan efek-efek yang cukup menyeramkan, antara lain:

·         Luka dan Infeksi
Secara anatomis di dalam rongga hidung terdapat banyak sekali pembuluh darah, namun sayangnya pembuluh ini mudah sekali terluka terutama karena gesekan ketika mengupil, terutama ketika kulit rongga hidung kering. Jari yang masuk dapat menyebabkan pembuluh darah yang ada di hidung terluka (mimisan) dan memberi peluang bagi masuknya kuman sehingga dapat menyebabkan infeksi
Belum lagi jika kondisi jari kotor atau lebih parah terdapat bakteri atau virus yang berbahaya. Proses infeksi akan mudah terjadi lebih jauh akan muncul peradangan.
Faktor lainnya adalah mengupil terlalu keras dapat merontokkan bulu hidung. Seperti yang kita tahu, bulu hidung memiliki fungsi alami yang luar biasa dalam menahan debu dan polutan udara ke saluran pernapasan. Sementara jika kita tidak memiliki bulu hidung yang cukup, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi yang namanya infeksi saluran pernafasan
 dan penyakit lainnya.

·         GilaNgupil/Rhinotillexomania

Dalam bahasa latin kata “Rhino” yang berarti hidung, “tillexis” (kebiasaan / mengambil). Membentuk suatu kata Rhinotillexis yang artinya mengupil.  Selain itu ternyata didalam dunia psikiatri dikenal istilah Rhinotillexomania. Kata “mania” diakhir kata rhinotilleksis membentuk suatu kata rhinotillexomania yang dalam kaidah psikiatri tergolong sebagai kelainan. Secara umum pengertianya adalah bahwa pengidap kondisi ini secara psikologis menikmati kepuasan jika mengupil, Jadi tidak sekedar membersihkan sisa sisa kotoran dihidung. Tetapi kondisi ini menciptakan suatu kebiasaan yang memberikan efek lebih kepada pengidapnya.


Radang Otak dari Bulu Hidung

Radang Otak dari Bulu Hidung
Bulu kaki, bulu ketiak, atau kumis, silakan saja disingkirkan. Tapi, kalau sudah merambat ke bulu hidung, sebaiknya Anda waspada.

Bagi yang ingin tampil polos di bagian wajah, bulu hidung yang tumbuh berlebihan memang terasa mengganggu. Apalagi jika panjangnya sudah melebihi rongga hidung, kecantikan terasa berkurang. Begitu pun dengan kenyamanan yang ikut terganggu.

Namun menurut dr. Ababil Azhari, sebaiknya bulu hidung tidak dicabut. Jika hal itu dilakukan, katanya, akan menimbulkan infeksi dalam rongga hidung. Bekas bulu hidung yang dicabut menimbulkan luka di rongga hidung. Dari sinilah potensi infeksi akan muncul.

Ababil menjelaskan, setiap helai bulu hidung mengandung zat membran mukosa yang berguna untuk mencegah bakteri dan virus masuk ke tubuh. Alhasil, ketika dicabut, bekas luka akan terjangkit dengan bakteri dan virus yang berakhir pada infeksi pada hidung.
 

"Jadi, kalau kita luka di manapun, di kulit luar atau hidung, kalau berdarah bisa infeksi. Kemungkinan infeksi bisa beberapa persen," tegasnya lagi.

Selain itu, tambahnya, bisul dapat muncul di bekas luka. Ia menuturkan, efek buruk dari bekas luka tersebut bisa membuat korban sakit kepala hingga sulit tidur. Apabila tidak ditangani secara cepat, tidak tertutup kemungkinan pelaku bisa kena penyakit radang otak.

Dokter di RS Permata Jonggol, Bogor, ini mengingatkan juga, jangan sampai fungsi dari bulu hidung menghilang gara-gara dicabut. Justru hal itu bisa berdampak buruk bagi kesehatan, sebab bulu hidung berfungsi sebagai penyaring debu dan kotoran yang terisap.

"Kalau nggak ada saringan, berarti langsung ke paru-paru," tegasnya saat dihubungi
 Plasadana.comuntuk Yahoo Indonesia.

Karena itulah, Ababil mengingatkan agar para pencabut bulu hidung mulai mengurangi kebiasaannya. Hal ini guna mencegah infeksi akibat sering mencabut bulu hidung.
 

Sebagai jalan keluar, dia menyarankan agar para pelaku pencabut bulu hidung mulai memilih memotong saja agar tidak mengalami masalah. "Kalau mau rapi, lebih baik dipotong saja ujungnya agar tidak terlihat dari luar," ujarnya.